05 Maret 2009

efek polusi udara (re-type my homework)

Polusi Udara Cemari Kota Besar Kelompok bahasa indonesia Pada ahir-ahir ini, kota-kota besar di Indonesia semakin padat. Kemajuan ekonomi dan teknologi mendorong meningkatnya kebutuhan akan transportasi, disisi lain, lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitas nya. Emisi gas buangan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang mendominasi jalanan ibukota menyebabkan pencemaran udara kian meningkat. Efek negatif yang dihasilkan oleh pencemaran udara pun kian bertambah. Terlebih lagi ditambahnya dengan corong pabrik yang mengeluarkan limbah gas, yang makin bertambah populasinya dikota-kota besar seperti Jakarta, Medan dan Surabaya. Untuk itulah, sangat diperlukan sekali langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum, dan dapat mengurangi kualitas lingkungan hidup. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, mislanya didalam rumah, kantor dan sekolah. Pencemaran seperti itu sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu, pencemaran yang terjadi di luar ruangan (outdoor pollution) disebabkan oleh emisi gas kendaraan bermotor, limbah pabrik, perkapalan dan prose alami oleh mahluk hidup. Sumber pencemaran udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pmbangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sementara sumber bergerak aktifitas lalu lintas, dan transportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, dibeberapa propinsi tertentu terutama dikota-kota besar seperti Ibukota Jakarta, emisi gas kendaraan bermotor merupaka kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO diudara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terahir menunjukan kita bahwa betapa pentingnya usaha-usaha penguarangan emisi ini. Baik lewat penyuluhan terhadap masyarakat atau dengan mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi. Gas beracun yang terkandung dalam pollutan antara lain CO (karbon monoksida), NOx (Nitrogen Oksida), Sox (sulfur Oxide) (blerang), HC (hidro karbon), dan Partikulat Matter (PM). Selain itu, polusi udara juga bersumber dari kegiatan manusia (Transportasi, industri Pembangkit listrik, Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar) Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC), dari sumber alami (gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran huta, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi), dan sumber lainnya (kebocoran tanki minyak, transportasi ammonia, timbulnya gas metanna dari lahan uruk/tempat pembuangan ahir sampah, dan uap pelarut organik). Pencemaran udara pun berdampak pada kesehatan. Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015. Pencemaran udara juga berdampak pada tumbuhan: Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis. Dampak lainnya antara lain efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Selain itu, ada hujan asam; pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan. Dan kerusakan lapisan ozon; Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar